Thursday, January 14, 2021

Makalah Matematika tenntang Hakikat dan Pembelajaran Matematika

 

 

 

HAKIKAT DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

 

 

 

 

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

 

 

 

 

 

 

 

Oleh

 

 

 

WAHYU CAHYOKO

40216073

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BUMIAYU

2021

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Selain itu, pembelajaran juga merupakan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali. Lebih lanjut, dikatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya juga merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran (Siregar dan Nara, 2010: 12).

Sementara itu, Trianto (2012: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pembelajaran juga merupakan usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Selain itu, pembelajaran juga merupakan cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami suatu yang sedang dipelajari atau memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Sasaran utama pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya (Hamdani, 2011: 23).

Setiap pembelajaran memiliki tujuan, seperti halnya dengan pembelajaran matematika. Susanto (2016: 183) menjelaskan bahwa matematika adalah salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Matematika bertujuan untuk melatih siswa dalam menalar secara kritis, kreatif, dan aktif.

Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep, dalam pemahaman tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa, mengingat objek matematika adalah abstrak. Karena objeknya abstrak maka penanaman konsep matematika di sekolah dasar dapat mungkin di mulai dari penyajian konkret. Selain itu dalam belajar matematika, memerlukan suatu dorongan atau motivasi yang tinggi (Sundayana, 2016: 2).

Tentunya agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai diperlukan pemahaman guru terhadap hakikat matematika dan pembelajaran matematika. Apabila guru tidak memiliki pemahaman yang cukup, maka dapat dipastikan pembelajaran matematika yang dilaksanakan tidak dapat berjalan secara efektif, sehingga wajar banyak siswa yang memandang bahwa matematika merupakan pembelajaran yang sangat sulit. Dari hasil studi Trend in International Mathematics and Science Studi (TIMSS) menunjukkan bahwa pada tahun 2015 Indonesia berada di posisi 44 dari keseluruhan 49 negara yang berpartisipasi (Hadi dan Novaliyosi, 2019: 2). Selain hasil tersebut, pada studi Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2018 menunjukkan hasil bahwa skor yang diperoleh siswa di Indonesia sebesar 396, sedangkan skor tertinggi dipegang oleh China dengan skor sebesar 591. Aspek yang dinilai dalam PISA ada tiga, yaitu kemampuan membaca, matematika, dan sains (edukasi.kompas.com)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis berupaya menjelaskan mengenai hakikat matematika dan pembelajaran matematika melalui makalah ini. Adapun judul yang diambil adalah “Hakikat dan Pembelajaran Matematika”.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.

1.        Bagaimana hakikat matematika.

2.        Apa yang dimaksud dengan pembelajaran matematika.

C.      Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut.

1.        Untuk mengetahui bagaimana hakikat matematika.

2.        Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran matematika.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Hakikat Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar menalar secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2016: 183). Sejalan dengan penjelasan tersebut, Abdurrahman (2012: 203) menjelaskan bahwa matematika merupakan ilmu tentang kuantitas dan ukuran diskrit yang berlanjut.

Adapun Wijaya (2012: 20) menjelaskan bahwa matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia. Matematika tidak ditetapkan sebagai suatu produk jadi, melainkan sebagai suatu bentuk aktivitas atau proses. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran matematika tersebut,

Sementara itu, Sundayana (2016: 2) menjelaskan bahwa matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi ilmu pengetahuan dan teknologi. Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep, dalam pemahaman tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa, mengingat objek matematika adalah abstrak. Karena objeknya abstrak maka penanaman konsep matematika di sekolah dasar dapat mungkin di mulai dari penyajian konkret. Selain itu dalam belajar matematika, memerlukan suatu dorongan atau motivasi yang tinggi.

B.       Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Selain itu, pembelajaran juga merupakan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali. Lebih lanjut, dikatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya juga merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran (Siregar dan Nara, 2010: 12).

Kurniawan (2011: 27) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian upaya yang dilakukan guru agar terjadi proses belajar pada peserta didik. Sementara itu, Trianto (2012: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pembelajaran juga merupakan usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Selain itu, pembelajaran juga merupakan cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami suatu yang sedang dipelajari atau memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Sasaran utama pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya (Hamdani, 2011: 23).

Adapun yang dimaksud dengan matematika seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu sebagai salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan belajar menalar secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2016: 183). Sejalan dengan penjelasan tersebut, Abdurrahman (2012: 203) menjelaskan bahwa matematika merupakan ilmu tentang kuantitas dan ukuran diskrit yang berlanjut.

Sebagai salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi ilmu pengetahuan dan teknologi. Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep, dalam pemahaman tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa, mengingat objek matematika adalah abstrak. Karena objeknya abstrak maka penanaman konsep matematika di sekolah dasar dapat mungkin di mulai dari penyajian konkret. Selain itu dalam belajar matematika, memerlukan suatu dorongan atau motivasi yang tinggi (Sundayana, 2016: 2).

Pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah dasar dibagi menjadi tiga cabang, yaitu aritmetika, aljabar, dan geometri. Aritmetika atau berhitung merupakan cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sementara itu, aljabar merupakan kelanjutan dari aritmetika. Penggunaan abjed dalam aritmetika inilah yang kemudian disebut aljabar. Adapun geometri merupakan cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis (Abdurrahman, 2012: 203-204).

Adapula karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut.

1.        Matematika bersifat pencarian dari simbol dan menghubungkannya, terutama simbol berupa angka-angka.

2.        Matematika menuntut aktivitas yang kreatif, penuh imaginasi, dan bersifat menemukan, sehingga menuntut siswa untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

3.        Matematika membiasakan untuk memecahkan permasalahan,

4.        Matematika membutuhkan ide-ide, dan lain sebagainya (Marsigit, 2019).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

A.      Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diberikan di semua jenjang pendidikan yang bertujuan melatih siswa untuk menalar secara kritis, kreatif, dan aktif objek yang bersifat abstrak.

B.       Pembelajaran matematika merupakan salah satu pembelajaran yang mengkaji objek bersifat abstrak. Pembelajaran ini menjadi bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan melatih siswa menghafal dan memahami fakta dan konsep yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar (Teori, Diagnosis, dan Remediasinya). Jakarta: Rineka Cipta.

 

edukasi.kompas.com. diunduh pada 29 Juli 2020 pukul: 14.00 WIB.

 

Hadi, Syamsul dan Novaliyosi. 2019. Timms Indonesia (Trends in International Mathematics and Science Study). Prosiding Seminar Nasional dan Call for PaperUniversitas Siliwangi Tasikmalaya: tidak diterbitkan.

 

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

 

Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

 

Marsigit. Philosophy of Mathematics Education. Yogyakarta: Yogyakarta University State.

 

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia.

 

Sundayana, R. 2016. Media Dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.

 

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

 

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

 

Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu

 

 

No comments:

Post a Comment