Suatu
hari Nabi bermimpi, kemudian diceritakannya kepada para sahabat : “Semalam aku
didatangi dua malaikat. Mereka membangunkanku dan berkata, ‘’Mari, kita pergi
!’ Lalu, berangkatlah aku bersama keduanya. Di tengah perjalanan, kami mendapat
seseorang pria tengah berbaring. Tepat di sampingnya berdiri seseorang yang
membawa sebongkah batu besar. Tiba – tiba batu itu dijatuhkan di atas kepala
pria pertama sehingga kepalanya pecah sedangkan batu tersebut jatuh
menggelinding. Kemudian, orang kedua mengikuti batu itu mengambilnya lagi.
Ketika kembali kepada orang pertama tadi, dia mendapati kepala pria itu telah
pulih seperti sediakala. Perbuatan yang sama terjadi lagi. “ aku bertanya
kepada dua malaikat, “Subhanallah, apa ini ? Apa yang dilakukan pria kedua itu
terhadap pria pertama ? Kedua malaikat itu tidak menjawab, kemudian berkata, ‘
Mari, kita pergi’.
Maka
kami pun pergi. Kami mendatangi seorang pria yang tengah berbaring telanjang
sambil bersanda pada tengkuknya. Tiba – tiba ada seorang lain berdiri tepat
diatasnya dengan membawa pengait dari besi. Dia mengarahkannya kepada salah
satu bagian wajah dari orang pertama tadi, lalu mengoyak mulutnya sampai ke
tengkuk, hidungnya sampai ke tengkuk, sampai matanya sampai ke tengkuk. Setelah
itu, di beralih kepada bagian wajah yang lain, lantas melakukan hal yang sama.
Tidaklah ia selesai mengoyak bagian wajah tersebut melainkan bagian wajah yang
dikoyak sebelumnya telah pulih seperti sediakala. Diapun kembali mengoyak
bagian wajah tersebut. Demikian seterusnya, sehingga aku bertanya,
“Subhanallah, apa yang dilakukan kedua orang ini?” “ mari,kita pergi,” jawab
kedua malaikat.
Maka,
kami pun pergi. Selanjutnya, kami sampai ke suatu bangunan seperti tungku yang
terdengar darinya hiruk pikuk dan suara – suara. Kemudian, kami menengok ke
dalamnya. Ternyata, di dalamnya terdapat kaum pria dan wanita telanjang. Bagian
atas tungku itu sangat sempit. Sedangkan bagian bawahnya luas dan ada api
menyala. Jika api itu berkobar, mereka terangkat seakan – akan hendak keluar
dari tungku itu. Jika api itu padam, mereka kembali seperti sediakala. Aku pun
bertanya, “ Siapa mereka?” Mari kita pergi. Mari kita pergi,” jawab kedua
malaikat.
Maka
kami segera pergi. Setelah itu, kami mendatangi sebuah sungai yang warnnya
merah seperti darah. Dalam sungai itu, terdapat seseorang yang sedang berenang,
sementara ditepinya ada orang lain yang telah mengumpulkan batu – batuan dalam
jumlah banyak. Beberapa saat kemudian, orang yang berenang tadi menepi dan
mendatangi pengepul batu karena ingin keluar dari sungai. Setiap kali ingin
keluar, pengepul batu itu lantas membuka mulutnya dan menyuapkan batu – batu tersebut.
Di lalu kembali seperti semula, kemudian pergi dan berenang lagi. Jika dia
ingin keluar lagi, pengepul batu itu melakukannya seperti sediakala. Aku pun
bertanya, “ siapakah kedua orang tersebut? Apa yang baru aku lihat tadi?” “
Mari kita pergi. Mari kita pergi,” Jawab kedua malaikat.
Maka,
kami bergegas pergi. Sesudah itu, kami mendatangi seseorang pria yang buruk
rupanya, mungkin seburuk – buruk pria yang pernah aku lihat. Si sisinya
terdapat api neraka, bahkan dia mengobarkannya, lalu mengitarinya. Aku pun
bertanya kepada kedua malaikat,”Siapa ini? Kenapa dia menyalakan api neraka ?”
“ Mari, kita kita pergi. Mari, kita pergi,” jawab keduanya.
Kami
pun pergi hingga sampai kesuatu taman yang subur dan banyak tumbuh pepohonan.
Di dalamnya terdapat semua jenis warna musim semi. Di tengah kebun terdapat
seseorang pria yang postur tubuhnya tinggi. Hampir – hampir, aku tidak melihat
kepalanya yang menjulang di langit. Di sekitar orang tadi terdapat anak – anak.
Belum pernah aku melihatnya anak – anak sebanyak itu. “ Siapa ini?” tanyaku
kepada kedua malaikat. “Mari, kita kita pergi. Mari, kita pergi,” jawab
keduanya.
Maka
kami pun pergi. Akhirnya kami sapai taman yang sangat luas. Belum pernah aku
melihat taman yang lebih besar dan lebih indah darinya. Keduanya berkata
padaku, “ Masuklah ke dalamnya!”
Kami
pun masuk kedalamnya, hingga kami sampai ke suatu kota yang dibangun dengan
batu emas dan perak. Kami mendatangi gerbang kota dan meminta izin untuk
memasukinya. Gerbang itu pun dibuka untuk kami. Kami memasuki kota tersebut dan
disambut oleh sejumlah pria. Separuh tubuh mereka sangat elok, seperti seelok –
elok pria yang pernah kalian lihat. Adapaun separuh lainnya sangat jelek,
seperti sejelek – jelek pria yang pernah kalian lihat. Kedua malaikat tersebut
berkata kepada mereka, “ Pergilah dan berendamlah di sungai itu.”
Sungai
yang dimaksud adalah sungai yang lebar dan airnya terus mengalir. Airnya
bagaikan susu karena sangat putih. Mereka pun pergi kesungai tersebut, berendam
di dalamnya, lalu kembali kepada kami. Tiba – tiba, kejelekan pada tubuh mereka
lenyap seketika.
Kemudian,
kedua malaikat itu berkata kepadaku, “ Ini adalah surga Adn yang di janjikan
Alloh bagi orang – orang yang mukmin.” Salah satu malaikat berkata, “ Aku
adalah Jibril dan ini Mikail. “ Aku merasa lega mengenal kedua malaikat itu.”
Kemudan aku berkata, “ Malam ini, aku
melihat banyak peristiwa yang menajubkan. Aku harap kalian bisa menjelaskannya
kepadaku.”
Mereka
berkata, “kami akan menjelaskan kepadamu. Pria pertama yang engkau datangi,
yang kepalanya pecah tertima batu besar, adalah pria yang meremehkan dalam
membaca dan mempelajari Al – Qur’an, serta sengaja tidur meninggalkan shalat
sehingga tidak shalat pada waktunya.”
Mereka
melanjutkan, “ pria selanjutnya yang engkau jumpai, yang disobek dari muut
dampai ke tengkuk, dan hidung sampai ke tengkuk dan dari mata sampai ke
tengkuk, adalah pria yang pada pagi hari keluar dari ruahnya lantas berbuat
dusta dan menebarnya ke berbagai penjuru dunia. Ia tidak menganggap dusta itu
sebagai dosa.
“
adapun kaum pria dan kaum wanita yang
telanjang di dalam bangunan seperti tungku adalah para pezina. Para pezina
adalah mereka yang melakukan perbuatan menjijihkan. Mereka berzina tanpa
mengindahkan kesucian dan kemuliaan dari manusia.
“Pria
yang engkau jumpai sedang berenang di sungai yang airnya berwarna merah dan
disuapi batu kedalam mulutnya adalah seorang yang memakan riba. Ia merampas harta benda orang lain yang
diperolehnya dengan kerja keras.
“pria
berwajah buruk itu berada disisi neraka
serta mengorbankannya, lalu mengitarinya adalah malaikat Malik, penjaga neraka
Jahanam. Ia menyiapkan mereka untuk para pendosa.
“Pria
tinggi yang berada di taman adalah bapakmu, Ibrahi, sedangkan anak – anak yang
berada di sekitarnya adalah setiap anak yang meninggal diatas fitrah.” Saat beliau
menuturkan ini, para sahabat bertanya. “ Wahai Rasullillah, bagaimana dengan
anak – anak kaum musyrik?” beliau menjawab, “ Begitu pula dengan anak – anak
kaum musyrik.”
“
Kaum yang separuh tubuhnya elok dan separuh tubuhnya lagi jelek adalah kaum
yang mencampur amal saleh dengan amal buuk, tetapi Alloh memaafkan mereka.”
Kedua
malaikat itu lantas menunjuk sebuah tempat berada di tasa. “ inilah tempat
tinggalmu,” kata mereka.
Aku
melihat keatas, tampak istana bagaikan awan putih yang berada di udara, Lalu,
aku berkata kepada kedua malaikat itu, “ semoga Alloh memberkahi kalian berdia.
Biarkan ak masuk ke dalam tempat tinggalku itu.” Akan tetapi, kedua malaikat
itu menjawab, “ sekarang belum saatnya. Jika tiba waktunya, engkau akan masuk
kedalamnya.”
No comments:
Post a Comment